Smartphone terbaru Motorola " Moto M " | PT. Equityworld Futures Surabaya
Kini muncul kembali bocoran soal Moto M ini dalam sebuah media publikasi. Sebuah smartphone berwarna emas dengan bagian casing belakang berdesain melengkung (curved desain) tampil dalam pamflet tersebut.
Kamera belakang Moto M disebutkan kelas 16 MP, sedangkan di sisi depan kaliber 8MP. Ponsel berdimensi 151 x 75 x 8 mm ini pun mendukung 4G LTE. Kabarnya Moto M akan dirilis di beberapa wilayah negara di bulan November mendatang. Namun belum diketahui estimasi harga jualnya.
Itu mengingatkan kita kepada rancangan unik sebagian smartphone high-end besutan Motorola. Ponsel tersebut dibangun dengan casing berbahan full-logam, dibekali layar 5,5 inci. Kapasitas baterai yang digandengnya berkapasitas 3.000mAh.
Menariknya, Moto M ini akan menjadi perangkat pertama dari Motorola yang mengusung fitur pemindai sidik jari. Fitur pengaman itu akan dipasangkan di bagian belakang bodi. Tentunya ini menjadi keunggulan menarik bagi ponsel ini, untuk mengikuti tren pasar dewasa ini.
Motorola dalam waktu dekat bakal mengenalkan smartphone terbaru yang masuk dalam lini keluarga Moto, yang dinamakan sebagai Moto M. Sebelumnya di bulan Agustus lalu ponsel ini dikabarkan telah memperoleh sertifikasi TENAA. Namun nyatanya sampai sekarang masih belum diungkap secara resmi oleh pihak Motorola ke publik.
Kinerja Moto M didukung prosesor octa core MediaTek MT6750 berkecepatan 1,9 GHz (Cortex-A53), yang disokong memori RAM 3GB/4GB RAM dan ROM 32GB/64GB, dimana bisa diperluas via kartu MicroSD. Sistem operasinya Android 6.0 Marshmallow.
Moto Diposisikan Jadi Merek Ponsel Premium Lenovo | PT. Equityworld Futures Surabaya
Di Indonesia, ponsel pertama Moto yang sudah mendukung 4G sudah mulai diproduksi di Serang, Banten, bekerjasama dengan mitra pabrikan lokal PT. Tridharma Kencana (TDK).
"Dengan mulai diproduksinya merek Moto, kapasitas produksi Lenovo di pabrik Serang juga akan meningkat jadi 2,5 juta unit per tahun.
Baik merek Lenovo maupun Moto, keduanya dipegang oleh Lenovo Indonesia. Agar tidak menimbulkan kebingungan, produk dari kedua merek tersebut dibuat untuk segmen pasar yang berbeda.
Country Lead Mobile Business Group Lenovo Indonesia, Adrie R. Suhadi memaparkan, merek Lenovo akan mengisi segmen menengah dan affordable (terjangkau), sementara produk-produk Moto akan menyasar segmen affordable dan premium.
Menyusul rampungnya akuisisi Motorola Mobility dari Google di Q4-2014, Lenovo kini menawarkan smartphone dengan merek Lenovo dan Moto ke seluruh dunia.
"Untuk segmen Lenovo dan Moto akan coba kita pisahkan. Moto akan diposisikan sebagai merek smartphone premium dari Lenovo.
Ke depannya bisa jadi ada perkembangan, apakah nanti namanya Lenovo Moto, atau ada single brand saja," ucap Adrie di acara pengumuman TKDN Motorola, di Jakarta, Kamis (20/10).
Namun untuk tahap pertama ini, ponsel Moto yang lebih dulu diproduksi Lenovo adalah Moto E3 Power untuk segmen affordable dengan harga Rp 1 jutaan. Untuk segmen premium, modelnya akan segera diproduksi dalam waktu dekat.
Lenovo-Motorola Dilebur Jadi Satu Merek? | PT. Equityworld Futures Surabaya
Untuk urusan TKDN, Lenovo memilih jalur hardware dengan kombinasi 70%-20%-10%. Pembagiannya 70% hardware, 20% software, dan 10% sisanya dalam bentuk investasi. Menariknya, tak hanya merakit di pabrik Indonesia, Lenovo juga mengklaim hardware yang digunakannya sebagian sudah berasal dari local source.
Hal tersebut disampaikan oleh Adrie R Suhadi, Country Lead Mobile Business Group Lenovo Indonesia. Menurutnya ada kemungkinan merek Lenovo dan Motorola digabungkan jadi satu merek di pasar smartphone. Namun sejauh ini kebenaran informasinya masih menunggu konfirmasi dari pusat.
"Kami masih menunggu dari pusat, bisa jadi ke depan pakai nama Lenovo-Moto atau tetap dipisah. Belum tahu," ungkap Adrie R. Suhadi, Country Lead Mobile Business Group Lenovo Indonesia, di ballroom gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Bila benar strategi ini mirip seperti yang pernah dilakukan oleh Sony Ericsson dan BenQ Siemens beberapa tahun silam. Meski akhirnya Sony dan BenQ akhirnya menghilangkan merek di belakangnya seiring meningkatnya persentase kepemilikan mereka.
Namun sebelum itu terjadi, Lenovo menggunakan strategi segmentasi untuk Motorola. Maksudnya adalah, Lenovo dan Motorola akan mengincar segmen yang berbeda. Tujuannya agar kedua merek tidak saling makan satu sama lain.
Lenovo akan dipercaya untuk menangani segmen menengah ke bawah, sedangkan Motorola ditugaskan untuk mengincar segmen yang lebih tinggi yakni menengah hingga high-end. Adapun Moto E3 Power yang jadi ponsel pertama Motorola bikinan Indonesia disiapkan untuk menangani segmen menengah.
Dengan diresmikannya produksi Motorola di dalam negeri, praktis Lenovo jadi punya dua merek yang harus ditangani. Namun terbuka kemungkinan kedua merek bakal digabung jadi satu.
Karena mengincar segmen menengah, kapasitas produksi yang diberikan Lenovo untuk ponsel ini tidak tinggi. Di awal produksinya Moto E3 Power hanya dijatahi kuota 90 ribu unit per bulan. "Sedangkan untuk yang (segmen) high-end, sekitar 75-150 ribu unit per bulan," ujar Adrie.
Sayang belum ketahuan ponsel high-end Motorola apa yang bakal diproduksi di pabrik Lenovo di Serang, Banten nantinya.