Posted by PT Equityworld Futures News on Senin, 07 November 2016
Dua orang warga negara Indonesia (WNI) juga diculik di sekitar perairan tersebut pada Sabtu 5 Oktober 2016. Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pada pekan ini untuk membahas keamanan di Laut Sabah dari ancaman Abu Sayyaf.
Tentara Filipina menemukan jenazah seorang perempuan berkebangsaan Jerman di sebuah yacht di sekitar perairan Sulu. Pihak militer menduga, rekan perempuan tersebut disandera oleh kelompok militan Abu Sayyaf.
WNI yang menjadi sandera berhasil dibebaskan, begitu pula dengan warga Malaysia. Namun, dua warga Kanada dipenggal karena tenggat pembayaran tebusan melewati batas. Saat ini, Abu Sayyaf menyandera 15 orang, yakni seorang warga Belanda, lima warga Malaysia, dua warga Indonesia, dan tujuh warga lokal Filipina.
Jasad perempuan yang ditemukan di atas perahu berbendera Jerman tersebut ditemukan dalam keadaan telanjang dengan beberapa luka tembak. Tentara juga menemukan sepucuk senapan berjenis shotgun di atas yacht yang tertambat di salah satu pulau terpencil di Laut Sulu.
“Sepucuk senapan shotgun ditemukan di dekat jenazah perempuan itu. Kami sedang mengecek laporan Abu Sayyaf yang mengklaim berhasil menyandera seorang warga Jerman,” ujar juru bicara militer Filipina, Mayor Filemon Tan, seperti dimuat Reuters, Senin (7/11/2016).
Filemon Tan menambahkan, seorang pemimpin Abu Sayyaf bernama Muamar Askali mengklaim lewat siaran radio bahwa kelompoknya berhasil menyandera seorang warga Jerman berusia 70 tahun setelah mencegat sebuah yacht di Sabah, Malaysia, pekan lalu.
Kelompok yang berafiliasi dengan ISIS itu semakin berani menyandera warga negara asing di sekitar Laut Sabah yang menjadi titik perbatasan antara Malaysia dengan Filipina. Sepanjang 2016, kelompok Abu Sayyaf menyandera puluhan WNI, empat warga Malaysia, dan dua warga Kanada.