Bagaimana Nasib Pemasok Komponen Note 7? | PT. Equityworld Futures
Dengan kata lain, Samsung harus membayar komponen-kompnen yang telah dikirimkan pemasok. Meski sebenarnya Samsung sendiri mungkin tak akan menggunakannya lagi. Selain itu tentu sebelumnya juga sudah ada kontrak kerjasama yang harus dipatuhi antara Samsung dan pihak pemasok.
Meski tak dijelaskan, model lain yang dimaksud disinyalir adalah Galaxy S7 Edge. Sebab selepas kepergian Galaxy Note 7, ponsel tersebut mengalami peningkatan permintaan yang diklaim signifikan. Alasannya karena sebagian besar pengguna Galaxy Note 7 disebut memilih beralih ke Galaxy S7 Edge yang sama-sama berlayar lengkung.
Tapi bukan Samsung namanya kalau tidak profesional, produsen Korea Selatan ini memastikan pemasok tak perlu khawatir. Semua komponen yang sudah terlanjur dipesan, baik yang telah atau baru akan dikirim sepenuhnya akan dibayar Samsung.
Tak hanya itu, Samsung juga memberikan kompensasi tambahan bagi pemasok. Produsen ini malah akan menambah pesanan komponen pada pemasok. Tapi bukan untuk Note 7, melainkan untuk ponsel-ponsel Samsung lainnya sebagai bentuk tanggung jawab.
Ketika Galaxy Note 7 diluncurkan dan sempat menuai banyak pujian, tak mengejutkan kalau pemasok komponennya pasti akan melakukan antisipasi terhadap lonjakan permintaan. Salah satu caranya bisa dengan menambah investasi melalui peningkatan jumlah line produksi, misalnya.
Meski sudah mulai menuntaskan urusan Galaxy Note 7, Samsung masih belum lepas dari masalah yang ditimbulkan phablet buatannya itu. Pasalnya pemasok komponen Note 7 sudah terlanjur melakukan pengiriman.
Namun investasi tersebut bisa jadi sia-sia pasca dihentikannya produksi Galaxy Note 7. Samsung sepertinya memahami hal itu, dan lantas mempertimbangkan pengalihan permintaan komponen untuk ponsel-ponsel lain besutannya.
"(Samsung) mempertimbangkan memberi mereka (pemasok-red) pesanan untuk menyuplai model lain, untuk meminimalkan dampak (kasus Galaxy Note 7)," kata Samsung
Garuda larang penumpang bawa Galaxy Note7 | PT. Equityworld Futures
Larangan ini sejalan dengan intruksi FAA menyusul ditemukannya permasalahan pada baterai Samsung Galaxy Note 7 yang telah ditarik dari pasaran dan juga pada perangkat pengganti Samsung Galaxy Note 7 yang ada saat ini.
"Imbauan yang disampaikan oleh FAA berkaitan dengan aspek keamanan dan keselamatan penerbangan. Kami akan mengevaluasi imbauan ini sampai dengan adanya pengumuman resmi dari FAA.
"Dengan ini kami menetapkan perangkat Samsung Galaxy Note 7 sebagai barang yang tidak boleh dibawa maupun digunakan di pesawat pada seluruh penerbangan Garuda Indonesia baik dalam kabin, bagasi maupun pada layanan kargo," kata VP Corporate Communications Garuda Indonesia Benny S. Butarbutar dalam keterangan tertulis situs resmi Garuda Indonesia, Senin (17/10).
"Garuda Indonesia secara tegas melarang kepada seluruh penumpang untuk tidak membawa maupun menggunakan Samsung Galaxy Note 7 selama penerbangan, demi keamanan dan keselamatan penumpang," sambung dia.
Sehubungan dengan imbauan yang dikeluarkan Federal Aviation Administration (FAA) pada 15 Oktober 2016, maskapai nasional Garuda Indonesia resmi menyampaikan larangan membawa dan menggunakan Samsung Galaxy Note 7 di seluruh penerbangan Garuda Indonesia.
Benny menambahkan, Garuda Indonesia juga telah mengomunikasikan larangan itu di lingkungan internal untuk dapat disampaikan oleh para petugas yang berhubungan langsung dengan penumpang.
Garuda Indonesia juga telah memasang imbauan ini secara tertulis di seluruh konter check-in di bandara maupun ticketing dan sales office Garuda Indonesia di seluruh Indonesia.
Pemerintah Korsel Turun Tangan Investigasi Galaxy Note 7 | PT. Equityworld Futures
Sejak menghentikan produksi dan penjualan Galaxy Note 7, Samsung belum mempublikasikan penjelasan resminya terkait insiden 'jilid dua' tersebut.
Meski banyak yang melaporkan bahwa Samsung sendiri kebingungan apa penyebab insiden ini bisa terulang dan hanya bisa menyatakan perusahaan masih di dalam tahap penyelidikan, Korea Testing Laboratory (KTL) turut turun tangan.
Pimpinan divisi mobile Samsung juga menuturkan, perusahaannya bakal berusaha sekuat mungkin demi menemukan penyebabnya agar bisa mengembalikan kepercayaan konsumen serta menumbuhkan kepercayaan diri produknya.
Mengutip situs SamMobile, KTL telah menerima lima unit Galaxy Note 7 yang terbakar dari Samsung. KTL menggunakan sinar X dan teknik komputer tomografi demi menentukan apa penyebab perangkat Galaxy Note 7 bisa terbakar.
Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk melakukan investigasi terpisah terkait insiden meledaknya perangkat pengganti Galaxy Note 7.
"Kami telah memberikan sejumlah ponsel yang mengalami masalah kebakaran ke KTL dan akan bersinergi dengan investigasi mereka, namun kami tidak bisa hanya duduk manis dan menunggu hasilnya," ujar juru bicara Samsung.
Samsung memang belakangan mengatakan bahwa perusahaan masih dalam tahap investigasi dan tidak mau berspekulasi terlalu dini mengenai akar penyebab insiden di perangkat pengganti Galaxy Note 7. Samsung kala itu mengatakan akan merilis hasilnya "dalam beberapa minggu ke depan".