Pengguna internet Indonesia 2016 mencapai 132,7 juta | PT. Equityworld Futures Pusat
Di antara 132,7 juta pengguna yang mengakses internet itu, 119,6 juta (90,2 persen) merupakan pengguna yang memakai perangkat mobile dengan paket internet bulanan. Kemudian 7,1 juta (5,4 persen) pengguna lainnya berlangganan paket internet mingguan. Selanjutnya 2,9 juta (2,2 persen) dan 1,2 juta (0,2 persen) pengguna lainnya masing-masing berlangganan paket internet harian dan tahunan.
Dalam survei terkait penetrasi pengguna internet, APJII melibatkan 1.200 responden, sedangkan survei mengenai perilaku pengguna--termasuk berapa GB kuota yang dihabiskan--melibatkan 2.000 responden.
Nah, terkait dengan kuota paket internet, berapakah kuota rata-rata yang dihabiskan pengguna internet Indonesia? Ternyata, 41,2 juta pengguna menghabiskan sebanyak 2GB kuota internet. Selain itu 27,9 juta dan 19,9 juta pengguna mengakses internet dengan kuota masing-masing 3GB dan 1,5GB.
Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan pengguna internet Indonesia 2016 mencapai 132,7 juta. Bila dibandingkan dengan dua tahun lalu yang hanya 88,1 juta pengguna, terdapat peningkatan signifikan.
Adapun 13,8 juta dan 12,4 juta pengguna lainnya menghabiskan kuota masing-masing 1 GB dan 4GB. APJII, dalam pengambilan data survei ini, melakukan survei lapangan dan tatap muka dengan menerapkan teknik pengambilan sampel multi stage random sampling.
Pengguna Internet Terbanyak di Indonesia, Anak Usia 10-14 Tahun | PT. Equityworld Futures Pusat
Berdasarkan klasifikasi umur yang disampaikan, kisaran usia 50 tahun keatas memiliki penetrasi yang paling rendah dengan penetrasi hanya 3 %. Sedangkan penetrasi pengguna internet usia 20 - 24 memiliki penterasi tertinfgi kedua dengan 82 %.
Akan tetapi berdasarkan hasil survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) terdapat temuan yang mengejutkan dari statistik pengguna di Indonesia. Ternyata pengguna internet kisaran umur 10-14 termasuk cukup tinggi, yakni 768.000 ribu dengan penetrasi internet 100%.
"Ino tentu mengejutkan, ternyata penetrasi internet kebanyakan malah anak-anak. Oleh katena itu, kita mau coba galakkan program internet bersama, dan menggunakan filtering," ujar Ketua APJII, Jamalul Izza, di Jakarta, Senin (24/10/2016).
Dirinya menambahkan, APJII saat ini ingin membangun server, soalnya sistem yang ada sekarang masih menggunakan sistem manual untuk urusan filterisasi. Bulan depan akan dicoba untuk sistem automatis dan nanti juga akan dibuat dashboard automatis agar bisa dipantau oleh semua stakeholder.
Meski begitu, dirinya menjabarkan, pengguna internet kisaran umur tersebut masih lebih banyak menggunakan internet untuk mengakses video. Selebihnya baru konten - konten diluar video.
Seiring perkembangan teknologi, akses internet kini dapat dinikmati kapan saja dan dimana saja. Terlebih semuanya bisa sudah dapat diakses melalui perangkat mobile.
Ditanai konten apa yang paling banyak diakses anak-anak. Dirinya mengatakan, "Akses paling tinggi saat ini ada di youtube. Sedangkan untik media sosial masih kurang." Data ini didapatkan berdasarkan hasil survei APJII 2016.
Begini Cara APJII Blokir Pornografi | PT. Equityworld Futures Pusat
Dalam hasil survei pengguna internet 2016 yang dilakukan APJII tercatat anak-anak 10-14 tahun sudah mengakses internet. Jumlahnya mencapai 768 ribu dengan penetrasi 100%.
Untuk itu mereka akan membangun server yang dirancang otomatis. Sehingga anggota APJII tidak perlu lagi mengambilnya secara manual."Kami akan siapkan dashboard-nya secara otomatis. Kalau dulu harus kirim email arau surat.
"Anak-anak di Indonesia lebih banyak mengakses video online, seperti YouTube. Kalau media sosial masih kecil," kata Jamalul Izza, Ketua Umum APJII usai mengumumkan hasil survei di Jakarta, Senin (24/10/2016).
Dengan makin banyaknya anak yang mengakses internet, timbul pula kekhawatiran takut-takut mereka mengakses konten dewasa. Meski pemerintah sudah melakukan pemblokiran, terkadang masih saja kecolongan.
Anak-anak di Indonesia hampir semua telah mengenal akses internet. Melihat kondisi ini, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) membuat langkah khusus agar anak-anak terhindar dari konten porno.
"Hasil survei menyatakan masyarakat masih belum puas dengan pemblokiran situs pornografi yang dilakukan pemerintah. Mereka ingin lebih ditingkatkan lagi," kata pria yang kerap disapa Jamal itu.
Berkaca pada kondisi tersebut, APJII pun mempersiapkan solusi guna membantu pemerintah untuk menghadirkan konten yang sehat bagi anak. Organisasi yang didirikan pada tahun 1996 itu membesut Domain Name System (DNS) bersama bersertifikasi aman.