Peluncuran aplikasi HOOQ versi Mobile | PT. Equityworld Futures Pusat
Hadirnya aplikasi HOOQ versi mobile ini menjadi salah satu strategi yang sangat penting, karena menurut penelitian yang dilakukan oleh HOOQ, 80% pengguna HOOQ mengakses layanan video streaming ini menggunakan smartphone.
Didesain berdasarkan perilaku social dan digital, transformasi kali ini juga menghadirkan fitur konten yang aktif secara langsung dan fitur pemberi rekomendasi berdasarkan pilihan pengguna masing-masing astau dipersonalisasi, yang memungkinkan pelanggan untuk menemukan film favorit baru dengan lebih mudah dari sebelumnya.
“Kami yakin perubahan ini akan menjadi strategi yang baik dan membawa nilai lebih untuk konsumen dan bisnis, karena pelanggan akan dapat menikmati seluruh layanan dan konten yang ada sebelum melanjutkan berlangganan. Bagi kami, ini memungkinkan kami untuk terhubung dengan pelanggan kami ketika judul baru tersedia untuk diperkenalkan, diluar dari masa percobaannya berlangsung.
Selain itu, fitur lain yang ditambahkan HOOQ versi Mobile yaitu mesin pencari yang sudah di tingkatkan kemampuannya, fitur wish-list (untuk menonton di waktu kemudian) dan konten yang dioptimisasi untuk penggunaan aplikasi dan streaming yang jauh lebih cepat.
Aplikasi HOOQ versi Mobile ini telah dikembangkan oleh tim HOOQ selama hampir sembilan bulan dan didukung oleh framework back-end baru yang difokuskan untuk menampilkan pengalaman streaming lebih cepat dengan kualitas lebih tinggi untuk pelanggan. Selain dapat digunakan dengan iOS, Android, Web, Chromecast dan Android set-top Box, HOOQ versi Mobile ini juga akan bisa digunakan di Airplay dan web mobile.
Guntur Siboro, Country Manager HOOQ di Indonesia ketika meresmikan peluncuran aplikasi HOOQ versi Mobile terbaru ini di Plaza Senayan, Jakarta (18/10/2016) mengungkapkan bahwa mayoritas pelanggan kami menikmati HOOQ melalui perangkat mobile, sehingga kami mengambil keputusan untuk memfokuskan peningkatan kualitas platform HOOQ pada penggunaan dan desain di mobile.
“Bagi saya, salah satu fitur yang paling menarik yaitu update secara langsung ketika ada penambahan pada episode atau konten popular yang ada, dan bisa mengetahui konten apa yangs edang di tonton oleh banyak orang ataupun yang paling banyak diminati!
Setelah 6 bulan sejak pertama kali diluncurkan di Indonesia, layanan video streaming HOOQ memperbaharui layanan mereka. Perubahan paling mendasar yang mereka lakukan adalah meluncurkan aplikasi HOOQ versi Mobile.
Selain meluncurkan aplikasi HOOQ versi Mobile, HOOQ juga menghadirkan model hybrid pertama di layanan video-on-demand yang menghadirkan pengalaman Freemium bebas iklan. Freemium adalah model bisnis yang menawarkan layanan mendasar secara gratis dan mengenakan biaya premium hanya untuk fitur khusus atau lanjutan.
Model hybid baru ini memungkin pengguna menikmati layanan premium tanpa biaya. Episode pilot (episode pertama) dari seluruh serial TV dapat dinikmati secara gratis oleh semua pengguna yang mendaftar bahkan setelah melewati masa percobaan awal selama 7 hari jika telah berakhir.
Penggemar HOOQ versi Mobile akan merasakan perubahan pada tampilan aplikasi baru yang dirancang untuk mobile, melalui beragam percobaan dan pengujian agar dapat menghasilkan pengalaman yang lebih sesuai dengan konsumen.
Ada sekitar lebih dari 350 Episode pilot (episode pertama) serial TV yang bisa dinikmati, termasuk serial DC seperti Legends of tommorow, Supergirl, Devious Maids, The Mentalist, Castle, Gotham dan Lucifer. Perubahan ini memberikan pengguna kebebasan untuk melanjutkan menonton episode pertama dari seluruh serial TV yang ada di HOOQ sebelum berlangganan.
Pada kesempatan yang sama, Peter Bithos, Chief Executive Officer HOOQ juga menerangkan jika perubahan aplikasi HOOQ versi Mobile dan penawaran menarik ini merupakan hasil dari apa yang kami teliti dan pelajari selama satu tahun kebelakang, berdasarkan pola dan perilaku konsumen dalam menggunakan HOOQ, ditambah dengan survey terhadap sejumlah pelanggan untuk mengerti lebih dalam apa yang sebenarnya diinginkan dari sebuah layanan VOD.
Hooq Bersih-bersih Iklan di Aplikasi | PT. Equityworld Futures Pusat
Chief Executive Officer Hooq, Peter Bithos, mengatakan perubahan ini berdasarkan hasil penelitian dan dipelajari oleh Hooq selama satu tahun belakangan. Itu dilihat dari perilaku konsumen yang menggunakan Hooq terkait video on demand.
Meski mempelajari selama setahun yang lalu, Hooq baru mengembangkan fitur ini sekitar sembilan bulan dan didukung oleh framework back-end baru yang difokuskan menampilkan pengalaman streaming lebih cepat dengan kualitas lebih tinggi untuk pelanggannya.
"Tampilan baru ini berupa perubahan mendasar untuk tampilan. Kami coding dari awal untuk diubah bukan hanya make up tapi perubahan dasar yang kami bangun. Tampilan aplikasi baru ini, Hooq bisa melakukan personalisasi berdasarkan pada jenis konten dan minat penggunanya.
"Kami yakin perubahan ini akan menjadi strategi yang baik dan membawa nilai lebih untuk konsumen dan bisnis, karena pelanggan dapat menikmati seluruh layanan dan konten yang ada sebelum melanjutkan berlangganan," ucap Bithos di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2016.
Ketidakadaan iklan ini, karena Hooq menggunakan model hybrid. Hal itu dianggap yang pertama hadir dalam sebuah layanan video on demand, yang menghadirkan pengalaman freemium bebas iklan.
Diketahui, freemium adalah model bisnis yang menawarkan layanan mendasar secara cuma-cuma dan mengenakan biaya premium hanya untuk fitur khusus atau lanjutan. Dengan demikian, Hooq mengungkapkan perubahan ini memungkinkan konsumen menikmati layanan yang ditawarkan lebih lama dibanding sebelumnya.
"Kunci utama untuk layanan video on demand adalah konten. Kami percaya apa yang kami tawarkan akan membuat pelanggan terus menjadi langganan setia Hooq di setiap bulannya," ucapnya.
Perusahaan hasil joint venture antara Singtel, Sony Pictures Television, dan Warner Bros ini melakukan perubahan mendasar dari tampilan pada aplikasinya, karena 80 persen pelanggannya mengakes Hooq lewat perangkat mobile.
Layanan video on demand, Hooq memberikan kenyamanan kepada pelanggannya dengan membebaskan iklan di aplikasi. Sebab, pelanggan dirasa akan terganggu kenyamanannya saat menikmati konten yang disediakan, jika tiba-tiba muncul iklan.
Hooq sendiri hadir di perangkat berbasis iOS, Android, Web, Chromecast, dan Android Set-top Box, bahkan di Airplay dan web mobile.
Pada saat yang bersamaan, Hooq juga meningkatkan pengalaman pengguna di mobile dengan hadirnya fitur konten yang aktif secara langsung dan fitur pemberi rekomendasi berdasarkan pilihan pengguna masing-masing atau dipersonalisasi yang memungkinkan pelanggan untuk menemukan film favorit baru lebih mudah dari sebelumnya.
Selain itu, fitur yang dikembangkan dan ditambahkan adalah mesin pencari yang sudah ditingkatkan, wish-list (untuk menonton nantinya) dan konten yang dioptimisasi untuk penggunaan aplikasi dan streaming yang jauh lebih cepat.
Hooq Pakai Model Bisnis Freemium di Asia Tenggara | PT. Equityworld Futures Pusat
Hooq masuk Indonesia pada bulan April lalu, hanya beberapa bulan setelah Netflix masuk ke Indonesia.
"Kami sangat senang dapat menghadirkan model hybrid ini di pasar, yang akan memberikan pelanggan lebih banyak kebebasan untuk memilih. Perubahan ini berdasarkan hasil pembelajaran kami dari pola perilaku konsumen selama satu tahun terakhir.
Dengan model hibrida ini, Hooq memberikan kesempatan kepada pengguna untuk dapat menikmati episode pertama dari seluruh serial televisi yang tersedia di Hooq secara gratis, bahkan setelah masa percobaan berakhir.
Model ini, lanjut Bithos, ditujukan untuk memberi kesempatan pada pengguna untuk mengenal konten yang tersedia di Hooq sebelum memutuskan untuk berlangganan. Country Head Hooq Indonesia, Guntur Siboro, mengaku optimistis dapat merangkul pengguna untuk berlangganan dengan model ini.
Menurut Guntur, masyarakat Indonesia merupakan tipe konsumen yang menyukai cerita. Dia menganggap, menonton episode pertama dapat menggugah rasa ingin tahu konsumen terhadap cerita selanjutnya dari serial televisi yang mereka tonton.
Untuk kawasan Asia Tenggara, Hooq akan menggunakan model baru, yaitu Freemium, untuk layanan streaming Video-on-Demand (VOD) miliknya. Model hibrida ini menawarkan layanan tanpa iklan serta memungkinkan konsumen menikmati layanan dalam jangka waktu lebih lama.
Optimisme ini didukung oleh penawaran masa percobaan Hooq selama tujuh hari. Meski tergolong singkat jika dibandingkan dengan layanan serupa, Guntur merasa, masa percobaan ini dapat menghadirkan nilai yang lebih besar dan sesuai dengan konsumen di Indonesia.
Selain itu, Guntur menambahkan, ketiadaan iklan pada layanan ini dimaksudkan untuk merealisasikan tujuannya sebagai layanan berbasis pelanggan.
Artinya, Hooq berencana untuk menjadi layanan yang mendapatkan pendapatan utama dari biaya berlangganan penggunanya dan bukan dari iklan.