Posted by PT Equityworld Futures News on Senin, 19 September 2016
Axiata Group Bhd, dikabarkan akan melepas sebagian sahamnya | PT. Equityworld Futures Pusat
“Terkait informasi ini, mohon maaf kami tidak bisa memberikan konfirmasi,” ungkap VP Corporate Communication XL Axiata Turina Farouk melalui pesan singkat kepada IndoTelko, Kamis (15/9).
Dijelaskannya, kewenangan atas rencana atau kebijakan kepemilikan saham XL Axiata oleh Axiata Group ada pada manajemen dari perusahaan asal Malaysia itu.
PT XL Axiata Tbk (XL) angkat suara terkait rencana induk usahanya, Axiata Group Bhd, dikabarkan akan melepas sebagian sahamnya di emiten dengan kode saham EXCL itu.
Aksi korporasi ini menurut sumber Bloomberg dilakukan untuk menutup utang Axiata yang terus naik sejak 2014 menjadi US$5,2 miliar per Juni 2016. Diharapkan dari aksi lelang saham ini Axiata bisa menghimpun dana sekitar US$ 700 juta.
Tak hanya itu, Axiata juga akan melepas sebagian saham di Dialog Axiata yang beroperasi di Sri Lanka sebesar 30%. Axiata memiliki 83,3% saham di Dialog Axiata, 95,3% di Smart Axiata (Kamboja), dan 66,4% di XL Axiata.
“Untuk menghindari spekulasi, silahkan menanyakan langsung kepada manajemen Axiata Group, Sebelumnya, dikutip dari Bloomberg (14/9), Axiata kabarnya akan melepas sekitar 11% sahamnya di XL.
Butuh dana untuk bayar utang, Axiata jual EXCL? | PT. Equityworld Futures Pusat
Menurut sumber Bloomberg yang enggan disebutkan namanya, Axiata Group Bhd -operator terbesar Malaysia- berupaya menjual sebagian unit usahanya di luar negeri demi menghimpun dana senilai US$ 700 juta.
Pasca rumor ini berembus, saham EXCL ditutup dengan penurunan 4,15% di sesi I menjadi Rp 2.530. Sebelumnya, Ini merupakan level terendah sejak Oktober 2015.
Axiata akan menggunakan sebagian dana divestasi anak usahanya untuk memangkas nilai utang mereka.
Induk usaha PT XL Axiata yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia, dikabarkan ingin menjual kepemilikan saham mereka di perusahaan telekomunikasi tersebut.
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, total utang Axiata membengkak 55% sejak akhir 2014 mencapai 21,5 miliar ringgit (US$ 5,2 miliar) pada akhir Juni lalu.
Axiata juga memiliki anak usaha di Bangladesh dan Pakistan dan memiliki saham minoritas di M1 Ltd Singapura.
Dalam pernyataannya melalui email, Axiata menegaskan pihaknya terus mereview sejumlah strategi untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang sahamnya. Sejak pertengahan tahun lalu, Axiata sudah mengeksplorasi sejumlah opsi, termasuk menyeimbangkan kembali portofolio mereka dan mereview kepemilikan saham di sejumlah anak usaha.
Perusahaan asal Malaysia ini memiliki 83,3% saham Dialog Axiata di Sri Lanka dan 95,3% saham Smart Axiata di Kamboja. Axiata juga mengempit 66,4% saham XL Axiata di Indonesia.
Disebutkan pula, Axiata kini tengah mencari pembeli 11% saham XL Axiata. Selain XL, Axiata juga berniat menjual masing-masing 30% saham dari Dialog Axiata Plc yang berbasis di Sri Lanka dan Smart Axiata Co di Kamboja.
Axiata Group berniat lego 11% saham EXCL | PT. Equityworld Futures Pusat
Per 2016, Axiata Group melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd menguasai 66,36% saham EXCL. Berdasarkan data RTI, jumlah total saham EXCL yang tercatat di Bursa Efek Indonesia mencapai 10,69 miliar saham. Jadi, porsi 11% saham setara 1,18 miliar saham.
Dengan asumsi rata-rata harga saham EXCL selama tiga bulan terakhir di posisi Rp 3.489 per saham, maka nilai 11% saham EXCL mencapai Rp 4,12 triliun.
Dikutip dari Bloomberg, kemarin, Axiata Group ingin menjual sebagian unit usahanya di luar negeri demi menghimpun dana senilai US$ 700 juta. Axiata akan menggunakan sebagian dana divestasi anak usaha untuk memangkas nilai utang mereka.
Korporasi asal Malaysia, Axiata Group Bhd, berniat menjual kepemilikannya di PT XL Axiata Tbk (EXCL). Porsi saham EXCL yang bakal dilego sebesar 11%.
Nilai total utang Axiata membengkak 55% sejak akhir 2014 menjadi RM 21,5 miliar atau setara US$ 5,2 miliar per akhir Juni 2016.
Menurut sumber Bloomberg yang enggan identitasnya dibuka, selain mencari pembeli 11% saham EXCL, Axiata Group berniat menjual masing-masing 30% kepemilikannya di Dialog Axiata Plc yang berbasis di Srilanka dan Smart Axiata Co di Kamboja.
Analis Mega Capital Leonardo Teo menambahkan, rencana divestasi itu berpotensi menurunkan harga saham EXCL dalam jangka pendek. Tapi penurunan harga saham EXCL belakangan ini lantaran sentimen global.
Manajemen EXCL belum bisa memberikan pernyataan resmi mengenai rencana sang induk. EXCL menyerahkan sepenuhnya kepada induk usaha. ”Silakan langsung menanyakan kepada manajemen Axiata Group,” tutur VP Corporate Communication Turina Farouk kepada KONTAN, kemarin.
Manajemen Axiata Group mengatakan akan terus mengkaji ulang sejumlah strategi untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang sahamnya. Sejak pertengahan tahun lalu, Axiata sudah mengeksplorasi sejumlah opsi, termasuk menyeimbangkan portofolio dan mengkaji ulang kepemilikan saham di anak usaha.
”Lebih akibat isu suku bunga The Fed dan posisi IHSG yang cukup tinggi dibandingkan indeks bursa saham acuan global,” ungkap Leonardo. Harga saham EXCL kemarin turun 3,40% menjadi Rp 2.560 per saham.
Analis Phillip Securities Milka Mutiara menilai, penjualan 11% saham EXCL bisa berdampak negatif. Menjual kepemilikan berarti Axiata tidak cukup yakin dengan kinerja EXCL ke depan.
”Tapi seharusnya efek penjualannya tak signifikan ke kinerja, karena hanya 11%. Axiata Group masih mayoritas dengan 55% saham,” kata Milka.
”Axiata akan menyampaikan informasi yang diperlukan pada waktu yang tepat. Sampai saat ini, informasi yang beredar (mengenai rencana penjualan saham) masih spekulatif,” ungkap Gowri Mohanadas, Corporate Communication Axiata Group kepada KONTAN melalui surat elektronik, tadi malam.