Posted by PT Equityworld Futures News on Jumat, 30 September 2016
Belanda meminta Niantic untuk menghilangkan Pokemon dari area terlindung | PT. Equityworld Futures Pusat
Ini bukan kali pertama Niantic diminta menghilangkan Pokemon dari area tertentu. Sebelumnya mereka juga diminta menghilangkan Pokemon dari area di Hiroshima, Jepang, dan monumen Holocaust di Berlin.
Area yang dimaksud adalah pantai Kijkduin, di bagian selatan Hague, sebuah kota di Belanda. Pantai ini menurut Pemerintah Belanda masuk ke dalam kategori pantai yang dilindungi, namun kini selalu dipenuhi pemain Pokemon Go, karena banyaknya Pokemon yang muncul di sini.
Saking banyaknya Pokemon di area ini, sampai-sampai pantai ini disebut sebagai ibukota Pokemon di Belanda. Hal tersebut ditakutkan akan merusak bukit-bukit pasir yang ada di pantai tersebut.
Dalam tuntutannya terhadap Niantic itu, pemerintah Belanda meminta Niantic untuk menghilangkan Pokemon dari area terlindung itu dan di jalanan dari pukul 11 malam hingga 7 pagi, demikian dikutip detikINET dari The Guardian, Jumat (30/9/2016).
Pemerintah Belanda membawa Niantic Labs ke pengadilan setelah pembuat Pokemon Go itu tak mengindahkan permintaannya untuk menghilangkan Pokemon di area tertentu di Negeri Kincir Angin itu.
Sebelumnya mereka mengaku sudah mencoba untuk mengontak Niantic sejak pertengahan Agustus, namun tak ada tanggapan dari perusahaan yang dipimpin oleh John Hanke itu.
"Kami tak punya pilihan lain kecuali membawa kasus ini ke pengadilan," tulis pemerintah Hague dalam pernyataannya.
"Kijkduin akan tetap menjadi tempat yang atraktif bagi para pemain Pokemon, namun nantinya akan semakin sedikit masalah bagi warga setempat dan kerusakan di area yang dilindungi akan terbatas," tambah mereka.
Pemerintah Belanda Seret Pokemon Go ke Meja Hijau | PT. Equityworld Futures Pusat
Setelah adanya kekhawatiran dari permainan Pokemon Go, otoritas Den Haag memutuskan melaporkan Niantic Inc. ke pengadilan.
Kabarnya Niantic akan merespon tindakan tersebut di pengadilan pada 11 Oktober mendatang.
Para gamers dan otoritas setempat cemas Pokemon Go "menerobos area yang seharusnya diproteksi". Sebab sejatinya game berbasis GPS dan teknologi augmented reality itu memungkinkan para pemain berkelana ke berbagai tempat demi memburu monster saku.
Berdasarkan laporan The Guardian, otoritas Den Haag tidak ingin ada pengunjung asing berbondong-bondong memadati PokeStop di kawasan Pantai Kijkduin dan merusak properti.
Ribuan gamer Pokemon Go memadati area pesisir pantai di Den Haag, Belanda sebagai bentuk permintaan dari pemerintah setempat untuk melakukan kontak dengan pengembang game tersebut. Apa alasannya?
Pemerintah kota setempat juga menambahkan, tujuan mereka membawa Niantic ke meja hijau adalah untuk memblokir monster virtual tersebar di kawasan yang dilindungi dan jalan raya antara pukul 23.00 dan 7.00 waktu setempat.
"Kami tidak punya pilihan," ujar otoritas Den Haag dalam pernyataan resminya. "Kijkduin akan tetap menjadi ruang aktraktif bagi pemburu Pokemon, yang penting tidak ada masalah bagi penduduk setempat dan minim kerusakan."
Belanda Seret Pembuat Pokemon Go Ke Pengadilan | PT. Equityworld Futures Pusat
Sejak game itu diluncurkan di Belanda, ribuan penggemar memadati pantai-pantai di Kijkduin, tempat ratusan monster kartun populer game tersebut dimunculkan setiap hari.
Aplikasi telepon pintar tersebut menggunakan lokasi satelit, grafis dan kemampuan kamera telepon untuk memunculkan monster-monster di latar dunia nyata.
Otoritas Den Haag sudah mencoba menghubungi pembuat game Niantic sejak pertengahan Agustus tapi upaya mereka belum membuahkan hasil.
Banjir pemain Pokemon GO di desa pesisir kecil Kijkduin memicu kekhawatiran atas bukit-bukit pasir yang dilindungi di sekitar pantai.
Pihak berwenang sekarang "ingin melarang hewan-hewan kecil virtual itu di kawasan lindung dan di jalan-jalan mulai pukul 23.00 sampai 07.00" menurut pemerintah kota dalam sebuah pernyataan.
Di Polandia, bekas kamp konsentrasi di Auschwitz-Birkenau, yang sekarang museum, juga meminta ditiadakan dari game.
Kasus itu akan disidang di sebuah pengadilan di Den Haag pada 11 Oktober.
"Kijkduin akan tetap menjadi tempat menarik bagi para pemburu Pokemon, tapi akan ada lebih sedikit masalah bagi warga dan kerusakan di area-area dilindungi akan terbatas."
"Kami tidak punya pilihan lain" selain membawa kasus ini ke pengadilan, kata pemerintah kota dalam pernyataan yang dikutip kantor berita AFP.
Pokemon Company, yang melisensi waralaba, memberitahu kantor berita AFP pada Agustus bahwa Niantic memusatkan semua permintaan penarikan game dari area, atau penambahan pokestop baru tempat para pemain bisa meningkatkan perolehan mereka.
Ketika aplikasi diperbarui monster-monster akan ditarik dari sejumlah area menurut pernyataan perusahaan.
Otoritas Belanda menyeret pembuat game Pokemon GO dari Amerika Serikat ke pengadilan setelah perusahaan tidak merespons permintaan untuk menghentikan penggemar game membanjiri pantai-pantai yang dilindungi.
Perbaruan terbaru menyaksikan tempat peringatan Hiroshima dan Berlin Holocaust tidak lagi menjadi penanda Pokemon.