P3K sangat penting agar kecelakaan bisa ditangani dengan cepat dan efektif | PT Equityworld Futures Samarinda
Widi Mulia, penyanyi dan ibu tiga orang anak, termasuk orang yang sangat memperhatikan pentingnya memiliki kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di rumahnya.
"Adanya kotak P3K membuat saya merasa tenang jika harus meninggalkan anak-anak di rumah, apalagi anak kedua dan si bungsu yang masih balita sangat aktif. Ada banyak kejadian kecelakaan kecil di rumah," kata Widi dalam acara media gathering yang diadakan oleh Hansaplast di Jakarta (15/9/2016).
Sedia payung sebelum hujan, sebuah pepatah lama yang tampaknya masih berlaku. Dalam hal penanganan luka, menyediakan kotak P3K sangat penting agar setiap kejadian kecelakaan bisa ditangani dengan cepat dan efektif.
Kotak P3K tidak hanya penting ada di rumah tapi juga di dalam kendaraan karena kecelakaan bisa terjadi di mana pun. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan, secara nasional cidera paling banyak terjadi di jalan raya (42,8 persen), disusul oleh rumah (36,5 persen), dan sekolah (5,4 persen).
Penyanyi yang merupakan anggota grup musik Be3 ini mengatakan, selain menyediakan kotak P3K, ia juga berusaha untuk mengetahui cara-cara penanganan kecelakaan di rumah. "Mengikuti seminar tentang P3K juga penting untuk berlatih secara nyata. Karena memang beda jika cuma membaca saja," katanya.
Di dalam kotak P3K idealnya berisi berbagai perlengkapan luka, mulai dari kasa steril, plester berbagai ukuran, sarung tangan untuk menangani luka perdarahan, antiseptik, gunting, serta obat-obatan pribadi.
Pengetahuan dasar menangani luka ringan, seperti tergores benda tajam, luka bakar tingkat satu, atau luka memar, juga penting untuk diketahui masyarakat.
Menurut dr.Wishnu Pramudito, Sp.B, tidak semua luka dan cidera perlu dibawa ke unit gawat darurat. Tapi karena penanganan yang keliru, banyak luka ringan yang akhirnya menjadi berat.
"Untuk luka yang kecil, bisa menggunakan kasa steril. Tapi untuk luka dengan perdarahan yang besar bisa memakai pembalut wanita. Ini karena pembalut gampang di peroleh di mana pun, termasuk warung kecil. Setelah itu plester dengan kencang untuk menghentikan perdarahan," kata dr.Lelitasari, praktisi keamanan dan keselamatan 4Life.
"Tidak jarang kami menerima pasien dengan luka lecet, tersiram air panas, atau sekedar cidera ringan. Namun, sayangnya penanganan pertamanya sering kurang tepat sehingga menyebabkan infeksi, misalnya luka bakar diberi mentega atau odol," katanya dalam acara yang sama.
Dalam kampanye tersebut, masyarakat bisa mengkases berbagai informasi seputar penanganan luka ringan yang dapat terjadi di lingkungan sekitar, seperti rumah, sekolah, atau tempat kerja, melalui akun media sosial di www.facebook.com/HanspalastID dan instagram @Hansaplast_ID.
Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya penanganan pada cidera dan kecelakaan, PT.Beiersdorf Indonesia melalui merek Hansaplast meluncurkan kampanye digital #SiagaHansaplast. Kampanye ini diluncurkan dalam rangka Hari P3K Sedunia yang diperingati setiap Sabtu kedua bulan September.
"Kami ingin mendorong masyarakat untuk memiliki perlengkapan P3K serta pengaplikasiannya. Skill dan penggunaan perlengkapan P3K juga ada ilmunya," kata Bayu Isnawan, Marketing Manager Hansaplast
Pertolongan Pertama Bisa Kurangi Risiko Kecelakaan | PT Equityworld Futures Samarinda
Menurut data Riskesdas 2013, cedera yang paling banyak terjadi ada di jalan raya sebesar 42%. Lalu, 36,5% terjadi di rumah dan 5,4% di sekolah. Proporsi jenis cedera didominasi oleh luka lecet/memar sebesar 70,9%, terkilir 27,5% dan luka robek 23,2%.
Marketing Manager Hansaplast PT Beiersfdorf Indonesia Bayu Isnawan mengatakan dari angka ini dapat terlihat bahwa masyarakat belum mempersiapkan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan tidak memiliki keterampilan dalam penanganan pertama pada luka.
Siapa saja bisa mengalami cedera atau kecelakaan di mana pun berada. Setiap kejadian kerap tidak dapat dicegah tapi kita bisa meminimalisir akibat dengan siaga dalam melakukan pertolongan pertama.
“Mayoritas orang mencari P3K setelah mengalami luka, ini perlu mendapat perhatian khusus karena terhambatnya luka kecil dapat menimbulkan infeksi serius,” jelasnya dalam acara peluncuran Kampanye #SiagaHansaplast di Jakarta, Kamis (15/9/2016).
Penanganan yang salah seperti yang beredar selama ini yakni mengoleskan pasta gigi pada luka bakar atau membersihkan luka terbuka dengan tisu basah sering ditemukan. Inilah fenomena dimana masyarakat kurang informasi medis.
Dia mengungkapkan Hansaplast mengusung adanya kampanye #SiagaHansaplast kepada masyarakat agar selalu siaga saat mengalami cedera atau kecelakaan ringan.
Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia Wishnu Pramuditto mengutarakan pertolongan pertama pada cedera yang kurang tepat dapat menyebabkan infeksi. Hal ini sering ditemukan dalam kasus-kasus di instalasi gawat darurat.
Praktisi Keamanan dan Keselamatan 4Life Lelitasari menerangkan bukan berarti memiliki barang-barang diatas sudah siap dalam melakukan pertolongan pertama. Dengan mengetahui cara pemakaian yang baik dan benar lebih mempersiapkan diri kita saat beraktivitas.
“Beberapa barang yang wajib dimiliki adalah kassa steril, perban, sarung tangan lateks, masker, plester, lodine, gunting, pinset dan tentunya buku petunjuk penggunaan,” bebernya.
“Taruhlah P3K di tempat yang terlihat dan mudah terjangkau, rutin memeriksakan tanggal kadaluarsa dan teliti melihat kualitas kontennya
Pentingnya Penanganan Cepat dan Tepat pada Cedera | PT Equityworld Futures Samarinda
Data Riskesdas 2013 menunjukkan secara nasional cedera paling banyak terjadi di jalan raya yaitu sebesar 42,8%, disusul oleh rumah 36,5%, dan sekolah 5,4%. Proporsi jenis cedera didominasi oleh luka lecet/memar sebesar 70,9%, terkilir 27,5%, dan luka robek 23,2%. Dari angka tersebut, terlihat bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya mempersiapkan perlengkapan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) dan tidak memiliki keterampilan dalam penanganan pertama pada luka.
Cedera atau kecelakaan ringan dapat dialami siapa saja di lingkungan terdekat sekalipun seperti rumah, sekolah, maupun tempat kerja. Hal tersebut kerap tidak dapat dicegah. Namun dengan persiapan pertolongan pertama luka kecil dapat ditangani secepat dan seefektif mungkin sehingga tidak mengganggu aktivitas yang tengah dijalani.
“Kedua contoh tersebut adalah fenomena yang beredar di masyarakat turun-temurun atau berdasarkan kurangnya informasi medis,” ungkap dia di sela peluncuran kampanye #SiagaHansaplast dalam rangka peringati Hari P3K sedunia di Jakarta, Kamis (15/09/2016).
Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia Dr Wishnu Pramudito DP SpB menjelaskan minimnya kesiagaan dan pengetahuan masyarakat tentang P3K menimbulkan sejumlah penanganan pertama yang salah misalnya mengoleskan pasta gigi pada bagian luka bakar atau membersihkan luka terbuka dengan tisu basah.
Bahkan, lanjut dia, kasus-kasus di Instalasi Gawat Darurat tidak selalu terkait dengan luka besar atau fatal, tidak jarang kami menerima pasien dengan luka tersiram air panas, lecet, atau sekadar cedera memar ringan. Namun sangat disayangkan karena terkadang penanganan pertamanya kurang tepat sehingga menyebabkan infeksi. “Di sinilah pentingnya persiapan perlengkapan P3K dan tentunya disempurnakan dengan pengetahuan dasar penanganan luka ringan.