Kasus obesitas Arya Permana siswa kelas IV SDN Cipurwasari | PT Equityworld Futures Samarinda
Anak dari pasangan suami istri Padi (47) dan Nyonya Umiatun (38) itu sudah lama mengeluh lemah dan napasnya tersengal-sengal saat berjalan karena berat badannya mencapai 125 kilogram.
“Yunita mengalami obesitas sehingga sulit berjalan, lemah dan nafasnya tersengal-sengal. Kita berupaya keras untuk menurunkan berat badannya agar kembali normal sehat,” ujar Kepala RSUD Sidoarjo, dr Atok Irawan Sp.P., yang dikonfirmasi SP, Rabu (14/9) pagi. Menurut dia, upaya penurunan berat badan Yunita harus dilakukan agar kesehatannya tidak merosot akibat obesitas.
Pemberitaan kasus obesitas Arya Permana siswa kelas IV SDN Cipurwasari, Karawang Jabar yang berbobot 190 kg dan Rizki Rahmad, siswa kelas VI SDN 43 Palembang yang berbobot 140 kg belum hilang dari ingatan. Kini, seorang gadis bernama Yunita Maulidia (16) warga Desa Grinting, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, harus menjalani perawatan penurunan berat badan akibat obesitas di RSUD Sidoarjo.
“Yunita akhirnya minta keluar dari sekolah ketika menginjak kelas 6 karena badannya bongsor dan pikirannya menjadi lemah. Ya karena yang dipikir cuma ngemil saja, sehingga badannya membengkak dan untuk berjalan saja sulit. Napasnya ngos-ngosan,” ujar Ny. Umiatun yang setia menunggui putrinya dalam perawatan di RSUD Sidoarjo, Selasa (13/9) malam.
Menurut penuturan Ny. Umiatun, putrinya itu lahir normal dengan berat badan 3 kg. Namun saat usianya menginjak 5 tahun, Yunita kerap minta dibelikan jajanan di luar rumah. Menurut dia, dalam sehari putrinya itu sudah diberi makan 3 kali sehari. Jika tidak dituruti permintaannya untuk jajan atau ngemil, Yunita pasti menangis dan bahkan uring-uringan. Karena kebiasaan yang sulit dihilangkan itu, berat badan Yunita pun naik dari 45 kg menjadi 80 kg ketika ia masih duduk di kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Setelah tak bersekolah, bobot Yunita kian membengkak, hingga sekarang menjadi 125 kg.
Sementara itu, Yunita sendiri menolak setiap pertanyaan wartawan ketika ditanya tentang makanan kesukaannya. Ia enggan menjawab karena sudah merasa lapar namun pihak rumah sakit belum memberinya makan karena jadwalnya belum tiba.
Umiatun melanjutkan, Yunita dibawa ke RSUD atas saran dari dokter Puskesmas. “Kami pertama kali membawa Yunita ke Puskesmas karena cemas karena ia sulit bernapas. Atas saran dokter Puskesmas, Yunita kami bawa ke RSUD Sidoarjo, Rabu (7/9) lalu dengan harapan bisa ditangani tim dokter agar berat badannya bisa diturunkan dan kembali sehat,” ujar Umiatun.
Tubuh Yunita yang bongsor tampak dipasangi infus. Ibunya membenarkan, putrinya lebih banyak tiduran dibanding duduk karena lelah menyangga berat badannya. Ketika ransum makanan dari RSUD tiba, Yunita pun makan dengan lahapnya. Setelah kenyang, ia pun kemudian tidur.
“Dia kalau tidak ada sampeyan (wartawan) sudah berulang kali minta makan Tapi berhubung makanan rumah sakit datangnya jam satu siang, ya disuruh sabar menunggu. Sementara kami dilarang memberinya makan dari luar rumah sakit,” aku Umiatun.
Ibunya yang melihat putrinya nampak meneteskan air matanya. Sementara Padi ayahnya hanya mengawasinya dari luar ruangan.
Remaja Penderita Obesitas Dirawat Intensif di RSUD Sidoarjo | PT Equityworld Futures Samarinda
Kondisinya menurun, karena sebelumnya ia bisa duduk namun kini hanya berbaring. Saat ini tim medis RSUD Sidoarjo tengah berusaha menstabilkan kondisi tubuh pasien obesitas tersebut. Menurut rencana, setelah kondisi pasien dinyatakan stabil, pasien akan dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
Alhasil, berat badannya naik menjadi 129 kilogram atau naik 4 kilogram dari sebelumnya. Menurut tim dokter, Yunita mengalami gangguan pertukaran oksigen di paru dan pembuluh darah, yang menyebabkan tekanan jantung kanan meningkat yang berdampak pada sesak nafas. Tim dokter sedang mencari penyebab gangguan pertukaran oksigen tersebut.
Remaja perempuan berumur 16 tahun asal Sidoarjo, Jawa Timur mengalami obesitas. Saat ini, remaja bernama Yunita Maulidya itu menjalani perawatan intensif di ruang ICCU RSUD Sidoarjo, karena mengalami sesak nafas. Semula Yunita menjalani peratawan di ruang inap biasa. Saat dirawat itu, dia mengkonsumsi makanan dari luar yang dibawa oleh keluarganya.
“Pasien terpaksa dipindahkan ke ruang ICCU karena ada penurunan gas oksigen,” kata tim dokter yang menangani Yunita, dr Sany R Siswardana. Sementara berdasarkan pantauan di ruang ICCU RSUD Jombang, Yunita tampak menggunakan peralatan khusus yang bisa mendeteksi kondisi pernafasan dan jantung. Di hidungnya juga terpasang selang oksigen.
Gadis 110 Kg Asal Sidoarjo Sehari Habiskan Lima Apel | PT Equityworld Futures Samarinda
Namun, dara 16 tahun itu masih harus menjalani serangkaian pemeriksaan dari tim dokter RSUD Sidoarjo. Saat ditemui di ruang Mawar Kuning Senin (12/9), Yunita masih tertidur pulas dengan posisi telentang.
Sudah hampir seminggu Yunita Maulidia, gadis berbobot 110 kilogram, dirawat di RSUD Sidoarjo. Kondisinya berangsur membaik.
Yunita langsung menyambar apel di tangan ibunya. Tanpa dikupas, apel itu dimakannya dengan lahap.
Sementara itu, saat tidur dengan posisi telentang, Yunita cepat merasa capek. Kurang lebih sejam Yunita tertidur. Begitu bangun, dia langsung duduk. Matanya masih tidak fokus.
Biasanya putri sulung pasangan suami istri (pasutri) Padi-Tumiyatun tersebut suka tidur dalam posisi duduk. Alasannya, ketika duduk, Yunita bisa bernafas dengan nyaman.
Setiap ditanya, dia kurang begitu merespons. Dia hanya meminta apel kepada ibunya. ’’Apel Bu,” katanya. Tumiyatun yang selalu ada di samping Yunita pun mengambilkan sebuah apel.