Mengapa Apple Pilih Kembangkan AR, Bukan VR? | PT. Equityworld Futures Samarinda
Tren dunia gadget masa kini mengarah pada pengembangan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), yang masing-masing mampu menghadirkan proyeksi dunia maya ke depan mata pengguna.
Yang kurang adalah rencana besar Apple untuk menghubungkan semua hal di atas. Itu mungkin sedang direncanakan dan masih butuh waktu sebelum bisa diumumkan ke publik.
Di antara keduanya, Apple lebih tertarik mengembangkan Augmented Reality, sebagaimana terkesan dari sebuah pernyataan CEO Apple Tim Cook baru-baru ini.
“Saya pikir VR punya beberapa penerapan yang menarik, tapi saya kira tak seluas teknologi macam AR,” ujar Cook dalam sebuah wawancara dengan Buzzfeed.
Meski terkesan mirip, AR dan VR memiliki perbedaan penting. VR “menenggelamkan” pengguna dalam dunia virtual yang terpisah dari dunia nyata. Yang dilihat mata hanyalah grafis komputer, seperti dalam game yang dimainkan dengan headset VR Oculus Rift atau HTC Vive.
Sebaliknya, AR memadukan grafis komputer dengan lingkungan nyata, misalnya seperti game Pokemon Go yang seolah menempatkan para monster Pokemon di lingkungan sekitar. Kacamata pintar Google Glass juga menganut konsep ini.
Menurut Cook, sifat AR yang memadukan dunia nyata dan virtual itu bisa menunjang interaksi pengguna dengan orang lain, bukan malah menghalangi interaksi tersebut.
“Kontak dengan manusia itu tak ada gantinya,” lanjut Cook. “Jadi Anda ingin teknologi yang mendukungnya.”
Cook menyatakan Apple fokus mengembangkan Augmented Reality. Hal ini tercermin dari sejumlah rekrutmen dan akuisi yang dilakukan Apple untuk mendorong penguasaannya atas teknologi terkait.
Pada 2013, pabrikan berlambang buah apel tergigit itu membeli PrimeSense, perusahaan yang membuat sensor motion capture untuk controller game Kinect besutan Microsoft.
Lalu, pada 2015, Apple mengakuisisi perusahaan AR asal Jerman, Metaio, dan Faceshift yang menangani motion capture di film Star Wars. Selain itu Apple juga mematenkan sejumlah perangkat AR bergentuk headset.
Bos Apple Lebih Suka AR daripada VR | PT. Equityworld Futures Samarinda
Chief Executive Officer (CEO) Apple Tim Cook mempunyai alasan tersendiri kenapa perusahaannya belum ada tanda-tanda untuk menghadirkan perangkat ataupun konten pendukung VR. Menurut Cook, ada hal yang masih belum tergantikan sehingga perlu mengembangkan VR dalam waktu dekat ini.
Terbukti Apple telah mengakuisisi beberapa perusahaan berpengalaman dalam pengembangan konten AR, misalnya Faceshift, Metaio, dan PrimeSense. "Kami mungkin (ke arah AR) yang punya percakapan lebih produktif, jika keduanya punya pengalaman AR.
"Tidak ada pengganti untuk kontak mata. (Tapi) Anda ingin teknologi kami mendorong itu (VR)," ucap Cook dalam sebuah wawancara dikutip dari Tech Times, Senin, 17 Oktober 2016.
Bos Apple itu menjelaskan bahwa secara teknologi, ia tak menampik bahwa VR telah memikatnya. Bahkan Cook tahu kalau VR akan memberikan keuntungan secara finansial yang cukup menggiurkan di masa mendatang.
Tetapi, dalam pandangan Cook dan Apple, Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang membuat perusahaan mendiang Steve Jobs itu jatuh hati untuk mengembangkannya, ketimbang harus turut serta terjun ke persaingan VR.
Virtual Reality (VR) diprediksi akan menjadi bagian dari masa depan. Banyak perusahaan teknologi yang sudah mengalihkan perhatiannya ke VR, sebut saja seperti Facebook atau Sony, yang baru saja meluncurkan PlayStation VR. Lantas, apa yang membuat perusahaan besar sekelas Apple tidak turut terjun di dalamnya?
Namun, Cook belum memberitahu secara gamblang apakah AR akan disematkan dalam produk-produk Apple nantinya. Sebuah rumor beredar, teknologi AR akan turut dibawa dalam perayaan satu dekade iPhone masuk ke pasar. Seperti diketahui, iPhone pertama kali dikenalkan pada 2007 silam oleh Steve Jobs.
Dengan momen 10 tahun itu, ada kemungkinan iPhone edisi spesial akan hadir dengan teknologi AR di dalamnya tahun depan.
28 Oktober, Apple Rilis Watch Edisi Nike | PT. Equityworld Futures Samarinda
Arloji pintar tersebut tak lain adalah Apple Watch Nike+ Edition. Sesuai namanya, Watch 2 varian ini merupakan kerja sama eksklusif antara Apple dengan brand olahraga Nike.
Kehadiran Watch Nike+ sudah diumbar sejak acara peluncuran dua bulan lalu. Hanya saja, kala itu Apple belum mengatakan tanggal pasti Watch Nike+ tersedia di gerai-gerasi resmi.
Spesifikasi pada Watch Nike+ sendiri sebetulnya sama dengan Watch 2 standar. Bedanya cuma terletak pada desain dan aplikasi Nike+ Running yang tersemat otomatis.
Namun, Watch 2 dan Watch Nike+ belum tersedia di Indonesia. Belum diungkap kapan Apple akan membawa dua varian Watch teranyarnya itu.
Aplikasi tersebut memungkinkan pengguna mengukur waktu dan jarak tempuh setiap kali jogging atau lari marathon. Detak jantung saat lari pun bisa diketahui, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari situs resmi Apple, Senin (17/10/2016).
Pengguna juga bisa membandingkan performa lari dengan pengguna aplikasi Nike+ Running lainnya menggunakan tagar lokasi. Untuk menambah semangat, pengguna bisa berlari sembari mendengar lagu via aplikasi tersebut.
Setelah Apple Watch 2 meluncur pada awal September lalu, varian khusus untuk pecinta olahraga bakal menyusul pada 28 Oktober mendatang. Hal ini telah diumumkan Apple lewat situs resminya.
Hasil performa lari dikemas dengan antarmuka yang apik serta bisa dibagi ke media sosial pengguna. Intinya, aplikasi tersebut bisa digunakan sebagai indikator kemampuan lari, penambah semangat, dan pelatih personal.
Sama seperti Watch 2 varian standar, Watch Nike+ juga berjalan di atas sistem operasi terbaru watchOS 3. Jeroannya mengandalkan prosesor dual-core teranyar, S2, yang diklaim lebih cepat 50 persen dari seri sebelumnya.
Grafisnya juga dua kali lebih tangguh dan mampu mengakomodasi tampilan yang lebih ramah mata. Selain itu, kecerahan layarnya ditingkatkan agar tetap bisa dilihat saat siang hari yang terik.
Watch 2 dan Watch Nike+ disematkan GPS sendiri yang tak perlu terhubung dengan iPhone. Keduanya bisa diajak menyelam hingga kedalaman air 50 meter karena sudah dibekali kemampuan anti-air.
Watch Nike+ tersedia dalam ukuran 38mm dan 42mm. Harganya sama dengan Watch 2 standar, yakni dimulai dari 369 dollar AS (Rp 4,8 jutaan) hingga 399 dollar AS (Rp 5,2 jutaan).
Pilihan warna talinya ada yang campuran hitam dan abu-abu, hitam dan aksen hijau, abu-abu dan abu-abu terang, serta abu-abu dan aksen hijau. Tali itu berbahan karet yang dirancang pas untuk dipakai saat berkeringat.