Perseroan berniat meluncurkan gadai online pada 2017 | PT. Equityworld Futures Semarang
Direktur Utama Pegadaian Riswinandi mengatakan, porsi pembiayaan dari bisnis gadai berkontribusi 82,84% terhadap realisasi total pembiayaan Pegadaian. Sejalan dengan hal tersebut, hampir 90% pendapatan perseroan pun bersumber dari lini bisnis gadai.
"Perseroan memiliki beragam lini usaha, tapi secara prospek bisnis gadai masih yang akan berkontribusi terbesar ke depan. Kami berharap tren pembiayaan akan terus baik pada sisa kuartal IV-2016 ini," kata Riswinandi saat ditemui di sela grand launching kerja sama Pegadaian dan PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) di Jakarta, Rabu (12/10).
Pada kesempatan sama, Division Head of Remittance Group Mobile Financial Services Indosat Ooredoo Donny Erfan mengatakan, terkait kerja sama tersebut pihaknya akan memberikan fee ke Pegadaian.
Fee tersebut berasal dari tarif yang dikenakan Indosat Ooredoo melalui Dompetku pengiriman uang kepada pengguna jasa remittance. "Dari charge yang kami kenaikan, akan dibagi dua dengan Pegadaian.
Untuk meningkatkan bisnis gadai serta mengikuti tren teknologi, Riswinandi mengatakan, perseroan berniat meluncurkan gadai online pada 2017. Namun, dia belum mau mengungkapkan secara detail, pasalnya perseroan belum memasukkan rencana itu dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun ini.
"Itu baru berupa pemikiran, kami akan melaksanakan tahun depan. Itu untuk menjawab kebutuhan nasabah maupun masyarakat secara luas yang memerlukan jasa gadai," ungkap dia.
Meski ingin merambah jalur online, Pegadaian masih mengutamakan mekanisme tatap muka dengan nasabah pembiayaan. Sebab, hal tersebut merupakan aspek terpenting dari layanan.
PT Pegadaian (Persero) membukukan total penyaluran pembiayaan sebesar Rp 33,8 triliun sampai akhir Agustus 2016. Realisasi pembiayaan tersebut mendekati target perseroan tahun ini sebesar Rp 35,7 triliun.
"Yang mau digadai kan barang berharga, sehingga nasabah perlu bertemu dengan kami saat menyerahkan barangnya. Nanti memang ada tipe kalangan masyarakat yang berbeda, tapi poin utama dari kami ingin menjaga perlindungan konsumen," tegas dia.
Selain bisnis gadai, Pegadaian mulai mengembangkan tambahan pendapatan yang berasal dari fee based income. Riswinandi mengakui, kontribusi fee based income perseroan masih minim. "Belum besar, karena dari data kami tercatat baru kisaran puluhan miliar," ujar dia.
Adapun dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 31/POJK.05/2016, regulator menyatakan perusahaan gadai dilarang untuk menjalankan bisnis diluar kegiatan usaha yang sesuai dengan core bisnis mereka. Berkaitan dengan hal tersebut Riswinandi mengungkapkan, Pegadaian berupaya menyiapkan pembentukan anak usaha yang akan melanjutkan bisnis investasi emas mereka.
Terkait pembentukan itu, dia menegakan, Pegadaian butuh waktu kisaran 1-2 tahun ke depan. "Soal pendirian anak usaha, kami akan upayakan penuhi. Nanti perseroan akan menggunakan dana yang ada di kami untuk modal," papar dia.
Di samping anak usaha untuk menjalankan bisnis investasi saham, tahun depan Pegadaian juga mulai membentuk unit usaha syariah (UUS) untuk mengembangkan bisnis pembiayaan syariah mereka. "Produk syariah sudah ada sejak tahun 2003, tapi belum kami buat UUS-nya. Nah oleh sebab itu, perseroan akan membuat UUS untuk cikal bakal di-spin off dalam waktu mendatang," ungkap Riswinandi.
Selain melalui bisnis payment point online bank (PPOB), lanjut dia, Pegadaian mulai menjalin mitra dengan beberapa perusahaan untuk layanan jasa pengiriman uang (remittance). Salah satu mitra yang terbaru terkait remittance adalah Indosat Ooredoo melalui, Dompetku pengiriman uang.
Kerja sama Indosat dan Pegadaian untuk remittance sudah bermula sejak Juli 2016. Seiring dengan kerja sama tersebut, seluruh jaringan Pegadaian dapat menjadi agen untuk pemberian tunai uang remittance dari nasabah Dompetku pengiriman uang. Nominal transaksi yang melalui Pegadaian tercatat menyentuh Rp 1,6 miliar, sedangkan volume transaksi sudah mencapai 2.800.
Gaet Pegadaian, Indosat Perluas Pengiriman Uang ke Pedesaan | PT. Equityworld Futures Semarang
Sebelumnya, Indosat telah bekerja sama dengan Alfamart untuk pengiriman uang. Kini, menggaet Pegadaian, karena perusahaan BUMN ini mempunyai 4.455 outlet di seluruh wilayah Indonesia.
Untuk tarifnya, sampai Rp1 juta dikenakan biaya Rp15 ribu, rentang Rp1-5 juta dikenakan biaya Rp25 ribu, dan Rp5 juta ke atas akan ditarik tarif sebesar Rp30 ribu.
"Saat ini jumlah Pegadaian yang aktif tercatat ada 7,2 juta dari 12 juta akun. Selama ini peminjaman di Pegadaian rata-rata tidak sampai Rp5 juta," ucap General Manager SPO Pegadaian, Endah Susiani di Jakarta.
Dengan jumlah outlet yang menyebar, Indosat dengan Dompetku Pengiriman Uang (DPU) dapat melayani pengiriman uang tujuan domestik dan internasional, bagi mereka yang tidak memiliki bank. Sehingga layanan uang ini dapat menjangkau hingga tingkat kecamatan di Tanah Air.
"Kami terus memperluas ekosistem Dompetku dan sebagai dukungan program tentang peningkatan inklusi keuangan pemerintah dalam memperluas akses keuangan hingga tingkat kecamatan dan pedesaan. DPU tidak bagi pelanggan Indosat saja, tapi pelanggan seluler lainnya juga, bisa," ucap President Director dan Chief Executive Officer (CEO) Indosat Ooredoo, Alexander Rusli.
Dengan tambahan Pegadaian sebagai salah satu saluran DPU, maka kini DPU sudah hadir lebih luas melayani pelanggan lebih dari 20 ribu outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
Melalui layanan uang elektronik Dompetku, Indosat Ooredoo memperluas jaringan layanan pengiriman uang ke wilayah pedesaan dengan menjalin kemitraan dengan Pegadaian. Kerja sama ini untuk menjangkau masyarakat yang belum tersentuh bank atau unbankable.
Meski baru resmi diperkenalkan, kemitraan Indosat dengan Pegadaian melalui DPU telah terjalin sejak Juli 2016. Sampai Oktober ini, DPU khusus dengan Pegadaian ini telah melayani 2800 transaksi dengan nilai pengiriman mencapai Rp1,6 miliar.
Bagi masyarakat yang ingin mengirimkan uang, maka tidak ada batasan minimal. Sedangkan untuk batasan maksimalnya mencapai Rp25 juta.
Pegadaian Akan Merilis Gadai Online | PT. Equityworld Futures Semarang
Pegadaian memiliki tiga fokus bisnis yaitu gadai, kredit mikro, dan ketiga adalah produk lain-lain yang didalamnya termasuk investasi emas, dan pembelian pulsa melalui Indosat. Untuk investasi emas, pihaknya menyediakan berbagai pilihan seperti cicilan dan arisan emas.
Dengan menabung Rp5.000 mayarakat sudah bisa menabung emas. Selain itu melihat pola masyarakat Indonesia yang senang melakukan arisan, pihaknya pun menggunakan cara yang sama untuk menarik minat pelanggan. “Satu kelompok minimal 6 orang, bisa memilih emas 5-10 gram dan nanti setiap bulan di kocok jadi masing-masing dapat emas,” kata Riswandi.
Gadai online memang mempercepat proses penggadaian, namun hal ini memiliki risiko tersendiri. Di luar negri sistem gadai yang terpercaya adalah datang langsung ke pusat pegadaian, meski gadai online juga sudah mulai menjamur. Mekanisme perlindungan konsumen menjadi tanggung jawab Pegadaian dalam mencipatakan gadai online, sehingga produk ini baru akan dikeluarkan pada tahun depan.
Ia berharap cara tersebut digunakan nasabah Pegadaian untuk ekonomi produktif seperti modal usaha. Ke depannya, unit usaha emas akan dibuatkan satu perusahaan sendiri dalam waktu 1-2 tahun, melihat potensi yang berkembang. Selain itu perusahaan yang berdiri tahun 1901 ini juga bekerja sama dengan pihak lain dalam meningkatkan pelayanan transaksi keuangan untuk nasabah kelas menengah ke bawah.
Sejak beberapa tahun lalu, Indosat dan Pegadaian telah bekerja sama untuk transaksi jual beli pulsa. Kini, keduanya memulai kerja sama baru di bidang akses transaksi keuangan. Nasabah Pegadaian bisa mengirimkan dan menerima uang dari Pegadaian hanya menggunakan KTP. Transaksi keuangan akan menggunakan platform Dompetku Pengiriman Uang (DPU) milik Indosat.
Hingga September 2016 di DPU telah terjadi 800 ribu transaksi harian dan Rp 5.5 triliun perputaran uang yang lebih tinggi dibandingkan 6 tahun lalu. Bagi Riswandi, dengan 7 juta nasabah, 4. 455 outlet, 10 mobil keliling, dan 90 mobile Pegadaian, ia optimistis bahwa layanan terbaru ini akan bisa diterima masyarakat. Ia berharap layanan tersebut bisa menjadi salah satu alternative keuangan bagi masyarakat, meski begitu ia belum berani untuk menargetkan total transaksi.
Menyasar kelas menengah ke bawah memerlukan berbagai strategi ekstra. Bagi Riswandi, Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), menjangkau kelas menengah ke bawah tidak harus selalu mengajarkan mereka menjadi konsumtif. “Kelas ini perlu diajarkan bagaimana caranya investasi. Jadi uang tidak habis begitu saja, salah satunya dengan emas,” jelasnya.
Menurutnya, target saat ini adalah melihat pola pembayaran terlebih dahulu i untuk bisa menetukan target di tahun depan. Namun ia menyadari bahwa hingga saat ini, core bisnis Pegadaian masih berada di produk gadai. Hampir 90% pendapatan Pegadaian berasal dari gadai. Upselling produk gadai mencapai Rp 28 triliun pada Agustus 2016 dan total loan mencapai Rp 35 triliun sampai akhir tahun.
Nantinya, Pegadaian akan merambah gadai online, meski begitu Riswandi mengaku tak terburu-buru, hal ini mengingat rumitnya sistem keamanan gadai online. Menurutnya, keamanan nasabah untuk menggadaikan barang adalah dengan melakukan transaksi di kantor gadai.