Posted by PT Equityworld Futures News on Selasa, 01 November 2016
"Enggak membahas ke sana kok. Malah ini bahas masalah masuknya saya ke PBSI sebagai Ketum," kata Wiranto saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (1/11). Hal yang sama juga dilakukan saat Wiranto telah meninggalkan jabatan sebagai Panglima ABRI era Orde Baru. Dia mendatangi penggantinya yang baru.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan tak ada pembahasan khusus mengenai rencana aksi 4 November, dalam pertemuan dengan Susilo Bambang Yudhoyono, siang tadi.
"Nah ini sama kayak Pak SBY memang sudah dari lama berencana mengunjungi saya di sini," katanya. Saat Wiranto menjabat sebagai Panglima ABRI, SBY mengemban tugas sebagai Kepala Staf Sosial Politik (Kasospol) TNI, kemudian Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI. "Kadang saya juga ke Cikeas untuk berbincang-bincang, jadi tidak ada yang istimewa ya," kata Wiranto.
Demonstrasi bertajuk 'Aksi Bela Islam' itu akan menuntut calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dinilai telah melakukan penistaan agama Islam.
Pertemuan yang berlangsung selama 30 menit itu, kata Wiranto, membincangkan tugas pokok Menko Polhukam. Dia menyampaikan, sebagai mantan Menko Polkam dan Presiden RI selama dua periode, SBY memberikan banyak masukan. Sementara usai pertemuan dengan Wiranto, SBY langsung meninggalkan kantor Kemenko Polhukam. Dia tidak berkomentar sedikit pun soal kehadirannya siang ini.
Wiranto mengatakan, kehadiran Presiden RI keenam di kantor Kemenko Polhukam siang ini terbilang mendadak. Dia menyebut pertemuan ini sebagai tradisi yang biasa dilakukan di antara para prajurit TNI. "Dalam kondisi seperti ini kan diperlukan itu. Jadi sebenarnya itu saja, hubungan yang tak pernah putus, karena terus terang kedekatan saya dengan beliau itu kan sejak tahun 1990-an," ujarnya.
"Sudah lama Pak SBY ini berencana untuk mengunjungi kantor Kemenko Polhukam karena tradisi kita begitu," kata Wiranto.
Mantan Panglima ABRI ini mengatakan, saat dirinya menyelesaikan tugas sebagai Menko Polkam era Presiden Abdurrahman Wahid, dia juga sempat datang ke kantor untuk menemui menteri penggantinya. Wiranto mengatakan. rencana pertemuan sempat tertunda sebelumnya karena kesibukan masing-masing. Adapun pertemuan siang ini disebut Wiranto sebagai suatu kebetulan karena masing-masing memiliki waktu luang yang sama.
Wiranto Sebut Dokumen TPF Munir Urusan SBY dan Jaksa Agung | PT Equityworld
Menurut Wiranto, sebagai mantan Presiden Indonesia yang pernah menjabat selama dua periode, SBY paham dan mendukung penuh pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang saat ini kondusif. Hal itu yang termasuk dalam pembicaraan mereka siang tadi.
Menurutnya, masalah tersebut sepenuhnya menjadi urusan antara Ketua Umum Partai Demokrat itu dengan Jaksa Agung M Prasetyo. Wiranto mengatakan secara pribadi, bahwa dirinya menyampaikan rasa terima kasihnya atas kunjungan juniornya di militer tersebut ke kantornya.
"Enggak, itu kan urusan Beliau dengan Jaksa Agung, hasil pemeriksaan TPF Munir itu sampai sekarang sudah selesai," ujar Wiranto di Jalan Medan Merdeka Barat 15, Jakarta Pusat, Selasa 1 November 2016.
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, bahwa pertemuannya dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kantornya tak sedikit pun membahas masalah raibnya dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib.
"Beliau mendukung tugas yang dilakukan pemerintah saat ini, sangat paham kondisi yang diamati. Ingin supaya pemerintah bisa menyelesaikan permasalahan dengan baik, segala sesuatu berjalan dengan baik," ujarnya menambahkan.
"Yang pasti kita, saya senang ya bahwa mendapat kunjungan dari mantan Presiden, bisa memberikan banyak hal masukan masukan.”