Berlebihan membersihkan area kewanitaan tidak baik bagi area tersebut | PT. Equityworld Futures Semarang
Banyak perempuan yang belum mengetahui tanda dan gejala kelainan pada daerah intim. Bahkan, para perempuan cenderung malah menggunakan sabun yang menurut mereka mampu membersihkan area kewanitaan tersebut.
"Bisa cuci daerah vagina luar dengan air bersih yang mengalir dan sabun yang tidak timbulkan iritasi. Terlebih, saat menstruasi, kondisi pH berubah sehingga keseimbangan bakteri bisa terganggu, di situ boleh kenakan antiseptik tapi yang tidak membunuh lactobasillus.
"Banyak yang menganggap penggunaan sabun itu untuk membersihkan, padahal itu malah akan membuat iritasi dan menurunkan kadar pH karena sabun bisa membunuh bakteri baik yang dibutuhkan vagina," ujar Spesialis ObGyn, dr. Liva Wijaya, SpOG, di Media Workshop Betadine Feminine Hygiene di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis 6 Oktober 2016.
Salah satu bakteri baik yang memang dibutuhkan vagina adalah Lactobasillus, di mana ia akan menciptakan asam laktat yang membuat pH tinggi. Kadar pH tinggi bisa membunuh bakteri jahat dan baik untuk kondisi berkembangbiaknya si bakteri baik.
"Ph yang dibutuhkan vagina itu berkisar antara 3,8 hingga 4,5 sehingga dapat menjaga keseimbangan ekosistem flora vagina yang baik dan membunuh yang jahat.
Kebersihan pada area kewanitaan memang harus selalu dijaga untuk mencegah timbulnya bakteri yang menganggu area tersebut. Namun, terkadang terlalu berlebihan membersihkan area kewanitaan ternyata tidak baik bagi kesehatan karena area tersebut membutuhkan bakteri yang baik untuk menjalankan fungsinya.
Oleh sebab itu, Liva tidak menyarankan penggunaan sabun secara berlebihan terlebih jika digunakan hingga vagina bagian dalam. Namun, ia tidak memungkiri penggunaan antiseptik yang memang dibutuhkan vagina saat kondisi tertentu.
Saat Menstruasi, Kontaminasi Mikroorganisme Semakin Tinggi | PT. Equityworld Futures Semarang
Spesial kedokteran obstetric dan ginekologi, Dr Liva Wijaya Spog, mengatakan, dengan kondisi demikian, kemungkinan adanya kontaminasi bakteri menjadi semakin tinggi dan dapat berakibat pada vaginitas yang memiliki gejala seperti gatal, rasa terbakar, iritasi, bau tidak sedap dan keputihan.
"Kami merekomendasikan penggunaan Betadine Feminine Hygiene saat dibutuhkannya perhatian khusus pada daerah kewanitaan seperti saat periode menstruasi atau ketika terjadi infeksi di daerah kewanitaan.
"Selain jumlah bakteri buruk yang bertambah, pada saat menstruasi, lendir pembatas di leher rahim menghilang sehingga bakteri-bakteri yang berada di area vagina bawah dapat mengakses daerah leher rahim," kata Dr Liva Wijaya, dalam kesempatan Media Workshop di Jakarta, Kamis (6/10).
Berdasarkan penelitian, lanjut dia, mayoritas wanita dengan kondisi tuba fallopi normal dapat mengalami siklus menstruasi dua arah (retrograde menstruation). Siklus dua arah terjadi ketika sel darah dan jaringan yang harusnya terbuang ke vagina juga mengalir ke arah leher rahim dan juga tuba falopi.
"Kondisi ini memungkinkan kontaminasi mikroorganisme yang semakin tinggi karena adanya aliran dari atas ke bawah dan sebaliknya sehingga penyebaran mikroorganisme menjadi semakin tinggi saat menstruasi," jelasnya.
Hal ini, lanjut dia, menjadi salah satu penyebab banyaknya ditemukan kasus di mana infeksi saluran kemih/kelamin terjadi setelah periode menstruasi. "Oleh karena itu, menjadi penting bagi para wanita untuk membersihkan daerah kewanitaannya dengan lebih seksama pada saat menstruasi dengan menjaga kebersihan dan kelembapan di daerah kewanitaan," tambahnya.
Untuk menunjang aktifitas sehari-hari, kesehatan menjadi sangat penting bagi setiap wanita. Terlebih, periode menstruasi merupakan saat sensitif yang dilalui oleh semua wanita. Pada saat menstruasi, jumlah bakteri di daerah kewanitaan bertambah karena meningginya tingkat keasaman pH yang terkait dengan darah yang dikeluarkan.
Educator and Trainer Mundipharma, Merry Sulastri, menjelaskan, salah satu pembersih yang terbukti dapat mengurangi jumlah bakteri buruk sekaligus mengembalikan kondisi flora bakteri natural pada daerah kewanitaan adalah Povidone - Iodine3.
"Betadine Feminine Hygiene yang mengandung Povidone-Iodine 10 persen merupakan salah satu solusi yang telah terbukti secara medis dalam menjaga kebersihan kewanitaan saat risiko infeksi meningkat termasuk selama periode menstruasi," paparnya.
Povidone-Iodine, kata Merry, terbukti memiliki kemampuan dengan spektrum terluas dalam mengatasi berbagai jenis bakteri buruk, virus, jamur dan protozoa yang mengakibatkan infeksi.
Menstruasi Tingkatkan Risiko Infeksi Bakteri di Area Vagina | PT. Equityworld Futures Semarang
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta, Liva Wijaya mengungkapkan, menstruasi dapat meningkatkan risiko kontaminasi bakteri. Alasannya, saat menstruasi area kewanitaan akan menjadi lebih lembab.
Untuk itu, sangat penting menjaga kebersihan vagina saat menstruasi untuk menghindari infeksi bakteri di organ kewanitaan.
"Darah ini bagian dari nutrisinya bakteri, dia bisa tumbuh banyak. Dalam keadaan menstruasi yang pH-nya sedikit berubah, kalau pertahanan tuubuh enggak kuat, bakteri akan tumbuh infeksi vulva di vagina," jelas Liva dalam diskusi di Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Meningkatnya pH di area vagina juga dapat menyebabkan bakteri baik Lactobasilus tidak tumbuh. Ekosistem vagina yang sehat, yaitu pH sekitar 3.8-4.5.
Selain itu, perlu diketahui pula bahwa saat menstruasi, normalnya terjadi alir balik darah. Liva menjelaskan, siklus dua arah terjadi ketika sel darah dan jaringan yang harusnya terbuang ke vagina mengalir ke leher rahim dan tuba falopi.
Kelembaban ini dapat memicu perkembanganbiakan bakteri jahat yang lebih banyak dan memudahkan terjadinya luka atau iritasi. Sangat penting bagi wanita untuk menjaga kebersihan area organ intim. Apalagi saat menstruasi atau haid datang.
Akibatnya, kontaminasi bakteri semakin mudah, karena ada aliran dari atas ke bawah maupun sebaliknya saat menstruasi.
Liva mengatakan, kasus infeksi juga telah banyak ditemukan setelah periode menstruasi. Infeksi bakteri tidak hanya bisa terjadi pada area luar vagina, tetapi juga bisa masuk ke dalam, seperti leher rahim, hingga panggul.