Headset virtual reality membuat gamer menjerit | PT. Equityworld Futures
Sebelumnya, untuk bisa menjalankan Oculus Rift, pengguna paling tidak membutuhkan prosesor Intel i5-4590, GPU Nvidia GTX 970 atau AMD 290, dan RAM 8 GB. Tak heran, dengan spesifikasi high-end itu, calon pengguna Oculus Rift harus merogoh kocek dalam-dalam.
Mahalnya kocek yang dikeluarkan untuk membangun PC yang sanggup menjalankan headset virtual reality pada akhirnya membuat penjualan perangkat tidak terlalu heboh. Oculus pun berusaha mengerti.
Dalam konferensi Connect 3 yang berlangsung beberapa waktu lalu, perusahaan milik Facebook itu pun mengumumkan bila SDK (Software Development Kit) dari Oculus Rift akan mendapat update dan fitur baru bernama asynchronous timewarp.
Dikutip detikINET dari Ubergizmo, Jumat (7/10/2016), fitur tersebut dimaksudkan untuk menstimulasi pengalaman 90 fps untuk mengisi kekosongan dari frame rate. Fitur ini sejatinya juga dibuat untuk mengatasi masalah mual akibat pemakaian headset.
Spesifikasi PC tinggi yang diperlukan untuk menjalankan headset virtual reality membuat gamer menjerit. Mengetahui hal tersebut, Oculus Rift selaku produsen berencana untuk mengendurkan daftar spesifikasi yang dibutuhkan.
Tak hanya itu, dengan hadirnya fitur asynchronous timewarp, maka pengguna tak lagi membutuhkan spesifikasi sangat tinggi. Spesifikasinya agak diturunkan menjadi prosesor Intel i3-6100 , RAM 8 GB, HDMI, tiga port USB, dan GPU Nvidia 960.
Demi VR, Facebook Rela Kucurkan Rp 6,4 Triliun | PT. Equityworld Futures
Sebagaimana dilansir KompasTekno dari Venture Beat, Jumat (7/10/2016), CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan rencana investasi tambahan secara besaran-besaran untuk teknologi VR.
Petualangan Facebook di dunia VR dimulai saat perusahaan mencaplok Oculus pada 2014 silam. Setelah itu, raksasa jejaring sosial itu mulai menggelontorkan dana besar dan merilis produk VR.
Pengumuman tersebut dilakukan dari atas panggung acara Oculus Connect yang berlangsung di San Jose, California, Amerika Serikat (AS). Di atas panggung, Zuckerberg menceritakan, hingga saat ini Facebook sebenarnya sudah mengucurkan dana sebesar 250 juta dollar AS atau setara Rp 3,2 triliun untuk VR.
Namun, dana tersebut dirasa belum cukup. Oleh karena itu, Facebook berkomitmen mengucurkan tambahan kucuran dana sebesar 250 juta dollar AS untuk pengembangan VR di masa depan.
Jika dijumlah, total dana yang digunakan oleh Facebook seharusnya mencapai Rp 6,4 triliun (dana yang sudah dikeluarkan ditambah dana untuk masa depan).
Rinciannya, sebesar 50 juta dollar AS atau sekitar Rp 649,7 miliar digunakan untuk konten VR khusus perangkat genggam. Kemudian program pendidikan dan aplikasi yang mendukung keberagaman, masing-masing mendapat alokasi dana 10 juta dollar AS atau sekitar Rp 129,9 miliar.
Facebook tampak serius menggeluti lini bisnis virtual reality (VR). Buktinya, perusahaan itu rela mengucurkan dana super besar, yakni mencapai Rp 6,4 triliun, untuk pengembangan teknologi itu.
Dana tersebut juga akan dipakai menyokong upaya pengembangan VR sebagai hiburan, alat kerja perusahaan, dan game.
“Kami berkomitmen mengucurkan dana sebesar 250 juta dollar AS untuk mengembangkan konten bersama berbagai pengembang di komunitas ini. Kami sangat bersemangat untuk mewujudkannya,” ujar Zuckerberg.
Pendidikan akan jadi salah satu contoh yang bagus untuk menunjukkan potensi VR. Hari ini pun, 10 persen konten yang ada di Oculus Store terkait dengan pendidikan,” imbuhnya.
Asyik, Oculus Siapkan VR Headset Murah | PT. Equityworld Futures
Perusahaan yang kini dimiliki Facebook itu bahkan sudah meluncurkan Rift pada awal tahun ini. Namun perangkat itu disebut masih terlalu mahal dan membutuhkan komputer berkemampuan mumpuni.
Sebagai informasi, Oculus Rift dibanderol dengan harga US$ 599 atau Rp 8 jutaan. Menilik ucapan Zuck, besar kemungkinan headset yang tengah dikembangkan ini akan jauh lebih murah dari pendahulunya itu.
Maka itu, pada konferensi pengembang yang baru saja diadakan kemarin, Oculus mengungkapkan pihaknya tengah mengembangkan VR headset kelas menengah.
Kabar itu diungkapkan langsung oleh CEO sekaligus pendiri Facebook Mark Zuckerberg.Sayangnya, ia tak mengungkap lebih banyak informasi mengenai headset yang masih dalam tahap purwarupa tersebut. Pun demikian, ia menyebut perangkat ini tak akan tergantung pada komputer untuk dapat digunakan.
Banyak pihak memprediksi teknologi Virtual Reality (VR) akan mulai menjadi tren untuk beberapa tahun ke depan. Karena itu, tak sedikit perusahaan berlomba mulai mengembangkan VR headset, salah satunya Oculus.
Mengutip Ubergizmo, Jumat (7/10/2016) suami dari Priscilla Chan itu juga menyebut produk ini tak akan dibanderol semahal Rift. Hanya belum dapat dipastikan apakah headset ini akan berjalan secara mandiri atau perlu terhubung dengan smartphone, seperti Gear VR dari Samsung.
Headset ini juga didesain portabel, sehingga pengguna dapat membawanya dengan mudah. Kemudahan disebut akan menjadi salah satu nilai jual dari headset ini mengingat desain dan pengoperasiannya tak perlu dihubungkan dengan komputer.
Equity World